Aqliyah dan Nafsiyah Pembentuk Syakhshiyah Islamiyah

Alhamdulillah bisa berbagi ilmu dan pengalaman dalam Taining Keluarga Samara yang diselenggarakan oleh Usroh Organizer ini. Kali ini saya memberikan materi khusus kepada orang tua bagaimana memiliki Aqliyah dan Nafsiyah yang berdasarkan kaidah Islam. Dan bagaimana membangun Syakhshiyyah Islamiyah. Dikolaborasikan dengan ilmu NLP dan MLP, ditambah juga ilmu-ilmu penting yang ada di MHSB (Merancang Hidup Sukses & Berkah) dan SMTT (Spiritual Mindset Training & Terapi).

Jadi bisa sebagai ilmu parenting, termasuk dalam mendidik anda, bagaimana mencetak anak yang shalih dan shalihah. Karena banyak orang tua yang masih terbawa dengan situasi dan kondisi dirinya sehingga apa yang tersampaikan akhirnya salah, banyak yang negatif, mencontohkan yang buruk. Walaupun anak kita masih bayi sekalipun dan masih kecil belum banyak paham tentang kehidupan tapi sesungguhnya mereka sudah bisa menerima apa yang dilihatnya, apa yang didengarnya dan apa yang dirasakannya, oleh karena itu tanpa disadari akan masuk ke pikiran bawah sadar si anak.

Kalau dari kecil si-anak banyak yang didapatkannya bukan yang baik, tidak sesuai kaidah Islam maka kepribadian yang terbentuk kepada anak maka akan jauh dari yang diharapkan nantinya. Sementara kita mau anak kita memiliki Syakhshiyah Islamiyah (Kepribadian Islam). Bagaimana mau terbentuk kalau ternyata lebih banyak diterima anak secara ‘aqliyah (pola pikir) dan nafsiyah (pola sikap)-nya bukan sesuai kaidah Islam.

Syakhshiyah (kepribadian) pada setiap manusia terbentuk oleh ‘aqliyah (pola pikir) dan nafsiyah (pola sikap)-nya. ‘Aqliyah (pola pikir) adalah cara yang digunakan untuk memikirkan sesuatu; segala sesuatu yang dipikirkan harusnya positif agar hasilnya juga positif. Karena semua berawal dari pikiran, kalau pikiran positif maka akan mengeluarkan perkataan positif, lalu menjadikan tindakan juga yang positif, sehingga akan timbul kebiasaan yang positif pula, kalau itu terus terjadi maka terbentuklah karakter atau kepribadian yang positif.

Kemudian ‘aqliyah juga merupakah cara mengeluarkan keputusan hukum tentang sesuatu, berdasarkan kaidah tertentu yang diimani dan diyakini seseorang. Ketika seseorang memikirkan sesuatu untuk mengeluarkan keputusan hukum terhadapnya dengan menyandar kepada akidah Islam, maka ‘aqliyah-nya merupakan ‘aqliyah Islamiyah (pola pikir Islami). Jika tidak seperti itu, maka ‘aqliyah-nya merupakan ‘aqliyah yang lain.

Sedangkan nafsiyah (pola sikap) adalah cara yang digunakan seseorang untuk memenuhi tuntutan gharizah (naluri) dan hajat al-’adhawiyah (kebutuhan jasmani); yakni upaya memenuhi tuntutan tersebut berdasarkan kaidah yang diimani dan diyakininya.

Jika pemenuhan naluri dan kebutuhan jasmani tersebut dilaksanakan dengan sempurna berdasarkan akidah Islam, maka nafsiyah-nya dinamakan nafsiyah Islamiyah. Jika pemenuhan tersebut tidak dilakukan dengan cara seperti itu, berarti nafsiyah-nya merupakan nafsiyah yang lain

Jadi bisa disimpulkan kalau seseorang menjadikan akidah Islam sebagai asas bagi ‘aqliyah dan nafsiyah-nya, maka syakhshiyah-nya merupakan syakhshiyah Islamiyah. Namun, jika tidak demikian, berarti syakhshiyah-nya adalah syakhshiyah yang lain.

Kemudian perlu juga kita pahami bersama Anak shalih tidak ditentukan oleh umur. Meskipun sudah punya anak atau cucu, kita harus tetap menjadi anak shalih. Sebab, kita tetap anak dari ayah dan ibu kita.

Ridho allah bergantung pada keridhaan orangtua, dan kemurkaan allah tergantung pada kemurkaan orangtua (HR. Ibnu hibban dan al-hakim)

Amal mana yang paling dicintai oleh Allah?  Rasul menjawab: shalat pada waktunya.  Kemudian apa?  Beliau menjawab: birr ul-wâlidain (berbakti pada orang tua).  Kemudian apa? Jihad di jalan Allah (HR. Bukhari, no. 496)

Jadi bisa dicek bagaimana kita sekarang terhadap orang tua kita, apakah kita sendiri sudah menjadi anak yang shalih/ shalihah ? Banyak lagi yang disampaikan dalam Training Keluarga Samara ini, untuk materi saya aja bisa memakan waktu sampai 2 jam dan Training ini sendiri juga diadakan selama 2 hari, jadi bisa menginap bersama pasangannya, asytiik kan ?

InsyaaAllah Training keluarga Samara ini akan ada kembali diselenggarakan dalam beberapa bulan ke depannya, namun ada juga Training Anak Sholeh yang akan diselesanggarakan dimana disini akan lebih fokus pembahasannya seperti yang saya tuliskan ini. Semoga bisa diikuti nanti ya….

Semoga kita bisa mencetak anak yang shalih & shalihah, menjadi diri ini anak yang shalih/ shalihah, suami yang shalih/ istri yang shalihah dan terwujud keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Aamiin.

Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :

• Menuju Keluarga Samara
• Muslim Preneurship
• TRAINING KELUARGA SAMARA